Quantcast
Channel: Kresnoadi, beserta rambutnya yang tidak kribo.
Viewing all articles
Browse latest Browse all 206

KANCUT BALIKIN WAKTU GUE BUAT KERJA!!

$
0
0
Ada yang tahu procrastinator?

Jaman gue sekolah, istilah procrastinator ini mungkin akan jatuh kepada mereka yang ngerjain tugas dengan sistem kebut semalam. Mereka yang selalu menunda-nunda sesuatu. Atau dengan bahasa sehari-hari, procrastinator bisa kita sebut dengan… males. Gatau kenapa, sejak kamis kemarin, gue kok rasanya jenuh banget buat nulis. Kayak selalu ada aja alasan buat mengulur waktu.

Apa mungkin karena kerjaan setiap hari gue yang mengharuskan untuk nulis dan jadinya males? Entahlah. Tapi, asumsi paling dekat gue sejauh ini adalah karena kurangnya bacaan.

Buku terakhir yang gue paksain baca itu Tuesdays With Morie-nya Mitch Albom. Itu pun dua mingguan lebih dan udah setengah muntah. Well, untuk seorang penggemar Mitch Albom… gue merasa gagal. Padahal, salah satu cara tergampang untuk membakar gairah menulis itu dengan baca. Tapiiiiii gue lagi males baca. Gimana dong? Yak, yang mau gampar saya, silakan ambil nomor antriannya. Hehehe.

Setelah tiga hari mencari-cari alasan untuk ‘istirahat’ menulis, gue mulai mencari tahu jawaban atas problem procrastinate gue ini. Gue harus sembuh! Gue gak boleh malas! Gue… gak boleh dipecat besok siang!

Karena masalah menunda-nunda ini harus segera diselesaikan, jadilah barusan gue mencari solusinya di YouTube yang katanya lebih dari tv itu. Berbekal keinginan untuk kembali normal, gue pun dengan semangat mengetik, ‘Goyang pantura’ (Kagaklah!). Gue mencari-cari tahu soal procrastinate. Dan sampailah gue kepada video ini:



Buat yang kekurangan kuota, biarkan Senpai macho ini menjelaskan sedikit. Jadi, di video itu, Tim Urban ngejelasin kalau semua orang pada dasarnya adalah procrastinator. Dan di setiap kepala procrastinator, terdapat sesosok monyet yang selalu minta kepuasan-kepuasan instan. Contoh: Sewaktu kita mau ngerjain peer, misalnya. Begitu udah duduk di depan meja, nyiapin segala peralatan, tahu-tahu kita mikir, ‘Kayaknya Twitteran bentar enak nih.’ Lalu gak kerasa udah 15 menit. Tidak berhenti sampai di situ, setelah beres Twitteran, kita mikir, ‘Wah, di Instagram ada apa ya?’ Lalu kita buka Instagram. Abis main Instagram kepikiran lagi, ‘Wah, udah lewat 15 menit, di Twitter ada yang baru gak ya?’ Gitu terus sampe Dimas Kanjeng kawin ama Dimas Beck.

Nah, kata Tim Urban, pikiran-pikiran yang menyuruh kita untuk main Twitter dan Instagram tadi diperintah oleh si monyet. Monyet emang tuh monyet. Lalu, bagaimana cara mengusir si monyet ini? Menurut Tim Urban, ketakutan si monyet ini cuman satu: Monster yang bernama mantan Panik. Hanya dengan datangnya kepanikan, si Monyet ini bakal takut dan gak mengganggu kita.

Ini mungkin bisa digambarkan dengan ngerjain peer pake Sistem Kebut Semalam. Pas udah tahu besoknya harus dikumpulin, kita ngerasa panik. Dan akhirnya, peer yang udah kita tunda-tunda mau ga mau dikelarin dalam satu malam saja.

Masalahnya adalah, kemampuan tiap orang untuk mendatangkan si Monster Panik ini berbeda-beda. Ada yang seminggu sebelum deadline udah panik. Ada juga yang udah sehari sebelum deadline masih santai dan akhirnya memutuskan untuk melatih kemampuan pura-pura mati saja.

Itu berarti, kemampuan seseorang untuk tidak mengulur waktu dan langsung mengerjakan sesuatu, mau gak mau didasari oleh kemauan orang itu sendiri. Atau dengan kata lain… kesadaran diri aja. Dan kalo ujung-ujungnya kesadaran diri, gue jadi sadar sesuatu. Apakah ini berarti semua penjelasan tentang procrastinator dari Tim Urban ini gak ngaruh apa-apa dan malah memperlambat gue untuk ngerjain kerjaan kantor? Apakah ini berarti juga, gue nontonin video procrastinator sebagai procrastination? Atau dengan kata lain… KANCUT BALIKIN WAKTU GUE BUAT KERJA!!

Di antara temen-temen ada yang suka ngulur-ngulur waktu juga nggak sih?
Terus cara mengurangi kebiasaan itu gimana? Help me plz.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 206

Trending Articles