Quantcast
Channel: Kresnoadi, beserta rambutnya yang tidak kribo.
Viewing all articles
Browse latest Browse all 206

Pengumuman Giveaway dan Cerita dari Taksi

$
0
0


Makasih buat temen-temen yang udah ikutan main di giveaway kemarin. Setelah gue acak, pemenangnya adalah orang yang ikutan main dan komentar di urutan ke 5,6 (dibuletin jadi 6). Jadi, ini dia:

syarifatul adibahJune 20, 2016 at 12:39 PMbiarkan kumulai komentar ini dengan 3 x kalimat istighfar, agar gugur segala dosaku selama membaca perkataan kasar di blog ini. Astaghfirullahamadhim, Astaghfirullahhaladhim, astaghfirullahhaladhim..
Yak udah,udah gitu doang.Enggak deh.
eeem kategori mana ya? sebenernya seru semua sih, cuma lebih suka yang sehari-hari. karna menurut aku kejadian sehari-hari yang bang kres tulis itu tidak seperti hari-hari milik manusia normal, kaya banyak apes sama gak jelasnya gitu deh, ya lumayanlah buat bikin kotak tertawaku sekali-kali berguna. Saran dari aku, *nggak ada yang minta sara nyet* mending bang kres ini banyak-banyakin istighfar aja deh, sama jangan lupa dukung #Adibahsholehah2016
Dah gitu aja. Gausah dimenangin. buku begituan mah aku punya banyak di rumah.

Selamat buat Dibah! \(w)/

Karena kamu ga butuh dimenangin, jadi hadiahnya batal ya. Muahahaha. Becanda. Silakan kirim alamat email di kolom komen untuk lebih lanjutnya ya. Semoga hadiahnya bermanfaat. :)

--
Anyway, how it’s going guys? Puasanya, dan segala macam lainnya di tahun ini?

Jujur, Ramadan gue kacau abis. Rasanya beda banget sama sebelum-sebelumnya. Bulan puasa tahun ini kayak… ya udah, cuman gue dan aktivitas normal sambil berusaha menahan lapar dan haus. Nggak se-excited tahun-tahun sebelumnya di mana setiap malem gue bakal lari dulu-duluan ke masjid… buat beli cilok.

Okeh, gue emang bukan orang yang ‘serajin’ itu dalam beribadah. Tapi seenggaknya niatnya udah baik kan? Hehehe.

Tahun ini, begitu pulang ke rumah, tarawih di masjid udah kelar. Buka puasa juga lebih sering di luar, nggak bareng keluarga. Ibadah pun nggak bisa ‘sebrutal’ kemaren-kemaren. Rasanya agak sedih aja gitu nggak bisa ‘mendekatkan diri’ di bulan baik ini.

Oh God, I miss my old Ramadan.

Sampai tadi gue naik taksi.
Ralat.
Tadi gue naik taksi spesial.

Tuhan emang selalu mengingatkan kita dengan kejutan-kejutan yang ga bisa ditebak. Begitu masuk ke dalam taksi, si supir menyambut gue dengan senyum lebar. Selayaknya sopir yang hobi mengobrol, dia menceritakan kisah hidupnya. Si bapak bertopi biru ini, ternyata seorang mantan kontraktor di perusahaan asing. Ia sudah berpindah dari satu perusahaan tambang, ke perusahaan lain. Dari perusahaan Amerika, Iran, sampai Cina.

Bekerja di perusahaan besar jelas membuat hidupnya mapan.

Si bapak, lewat celah kaca di tengah mobil, menatap gue. Dia bercerita bahwa di masa itu, gajinya mencapai 60 juta per bulan. ‘Buat orang Indonesia mah gaji segitu udah lumayan, Mas,’ katanya sambil melirik gue di belakang.

‘Hmmmm gitu.’ Gue mengangguk sotoy.
Padahal dalem hati bilang: ‘mencret.’

Dengan duit sebanyak gitu, gue bisa mencret dan cebok make gocengan tanpa perlu takut jatoh miskin.

Dia kemudian bercerita tentang detail penghasilannya. Gaji per hari (iya, per hari). Tunjangan ini itu. Tambahan uang insentif dari sana sini. Bagaimana jabatannya naik sedikit demi sedikit. Sampai lama-kelamaan, ia mulai mengubah gaya hidupnya.

Dan di satu waktu, rekan kerjanya menipu dia.

Partnernya membawa kabur uangnya sebanyak 1 Milyar. Dan voila, hidupnya berubah drastis. Teman-temannya perlahan-lahan menjauh. Keluarganya kembali hidup sederhana. Dia yang semula kalo tidur harus make AC, sekarang harus puas hanya dengan kipas angin.

Gue selalu kagum tentang bagaimana cara Tuhan bekerja. Menakjubkan bagaimana Tuhan, bisa mengubah hidup kita secepat kilat. Orang yang tadinya kaya raya, bisa menjadi miskin dalam sekejap. Seseorang yang hidupnya kurang berkecukupan, bisa tiba-tiba memenangkan lotere dari membeli makanan ringan. Seseorang yang rutin berlari setiap sore, bisa saja mendadak lumpuh karena tertabrak angkot.

Sejak tahun 2011, akhirnya orang ini memutuskan untuk menjadi sopir taksi. Apapun mulai ia lakukan demi menghidupi keluarganya. Ia kemudian mengaku bahwa sewaktu mapan dahulu, pergaulannya memang berubah ke arah negatif. Cara-caranya dalam berbisnis juga seringkali tidak baik. Entah ada hubungannya atau tidak, but that’s the truth.

Mendengar cerita si sopir membuat gue bercermin. Bulan puasa udah mau beres, dan rasanya gue masih gini-gini aja. But hey, it’s never too late to start something kan? Di akhir-akhir puasa ini kayaknya gue harus rajin ‘mendekatkan diri’ deh. Meningkatkan ibadah. Atau sekadar curhat tentang hari-hari yang gue lewati. Well, katanya curhat terbaik adalah yang ditujukan kepada Dia kan?

Soo, hell yeah one last week! I’ll do my best!
So do you I hope. Yosh. \(w)/

Viewing all articles
Browse latest Browse all 206

Trending Articles